Saat
berkuasa Ratu Wilhelmina pernah berkunjung Jatiroto sebagai ungkapan
syukur karena pabrik gula Dajtiroto memberikan keuntungan yang sangat
besar, sekitar 20 persen setiap tahunnya, sehingga mampu menyelamatkan
perekonomian Negeri Kincir Angin.
PG Djatiroto saat ini menduduki
peringkat teratas dari 17 PG yang bernaung di bawah PTPN XI (PT
Perkebunan Nusantara XI). Provinsi Jawa Timur yang menjadi wilayah kerja
33 PG dari 57 PG di Pulau Jawa selama ini menyumbang sekitar 50 persen
produksi gula nasional. PG ini memiliki lahan hak guna usaha (HGU) lebih
dari 6.000 hektar, di antaranya tanah sawah seluas 4.511 hektar. Tanah
HGU inilah yang menopang PG dalam memenuhi kebutuhan bahan baku (tebu)
sehingga pengaturan masa gilingnya bisa dilakukan dengan baik.
Ditutupnya beberapa PG di Jawa terutama disebabkan kekurangan bahan baku
karena mengandalkan pada pasokan tebu rakyat yang jumlahnya setiap
tahun sangat fluktuatif.
Lokasi PG Djatiroto memang ideal.
Iklimnya sangat cocok untuk tanaman tebu, suhu udara 25-27 derajat
Celsius dengan kelembaban udara 70-83 persen. Lama penyinaran matahari
40-80 persen, tipe iklim C dan D dengan curah hujan 1.860 milimeter per
tahun. Kondisi alam yang cocok untuk perkebunan tebu tersebut masih
ditunjang dengan sistem pengairan yang baik dan debit air yang
mencukupi. Saluran primer pengairan yang dibangun pada zaman Belanda
dulu adalah Saluran Bondoyudo yang sebagian sejajar dengan jalan poros
Lumajang-Jember dan ratusan kilometer jaringan sekunder serta
tertiernya. Kebutuhan air bersih untuk giling dan keperluan lainnya juga
tercukupi dari sumber yang dikenal sebagai Bron Gebouw di Desa Jatiroto
Lor, kira-kira lima kilometer sebelah utara lokasi PG.
Dalam
Suara PG Djatiroto (Edisi 2, 2003) disebutkan, rencana pendirian PG ini
diputuskan tahun 1884. Pelaksanaan babat hutan dimulai tahun 1901,
pembangunan pabrik tahun 1905, dan kegiatan giling pertama tahun
1910.Nama "Djatiroto" sebenarnya baru mulai dipakai tahun 1912 saat
kapasitas giling ditingkatkan menjadi 2.400 TTH. Sejak berdiri sampai
penggantian nama, pabrik ini menggunakan nama PG Ranupakis. Tidak
dijelaskan alasan penggantian nama tersebut.
Salah satu nama
penting yang pernah ada dalam sejarah PG Djatiroto adalah Marinus
Vertreg. Beliau adalah seorang ahli kimia pergulaan dan astronom
terkemuka di akhir hidupnya.
Hal
yang paling menarik saat mengingat Jatiroto adalah damnya yang
fenomenal. Bahkan di e-bay dijual sebuah postcard bergambar dam Jatiroto
lama bergamabar seperti ini:
Mengenai
dam Jatiroto sebenarnya pernah dituliskan dalam sebuah buku tentang
pengairan di Jawa yang berjudul Burgerlijke Openbare Werken, buku ini
adalah salah satu koleksi ANRI Jatim, tapi maaf hasil riset terakhir
tentang dam Jatiroto yang lengkap belom saya dapat. tapi seandainya
ingin menyimak perjalanan sejarah (napak tilas) menarik yang dilakukan
oleh cucu pembuat dam tersebut dapat dilihat di alamat ini:
http://esduren.multiply.com/journal/item/86
0 komentar: on "Jatiroto riwayat.."
Posting Komentar