skip to main |
skip to sidebar
Dampak negatif dari perilaku merokok sudah banyak diekspos, namun
para perokok seakan tetap saja tidak peduli terhadap ancaman yang dapat
menyiksanya dan bahkan dapat merenggut nyawanya. Merokok dengan motif
meringankan ketegangan dan stres menempati urutan tertinggi, yakni
sekitar 54,59 persen. Keadaan sosial ekonomi yang terdiri dari tingkat
pendidikan, penghasilan, dan pekerjaan (Paavola dkk, 2004) juga memegang
peranan penting dalam perilaku merokok. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui:
(1) perilaku merokok pada remaja,
(2) tingkat stres
pada remaja,
(3) status sosial ekonomi orang tua pada remaja,
(4)
hubungan antara stres dan perilaku merokok pada remaja,
(5) hubungan
antara status sosial ekonomi orang tua dan perilaku merokok pada remaja,
dan
(6) hubungan antara tingkat stres dan status sosial ekonomi orang
tua dengan perilaku merokok pada remaja.
Desain yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
(1) tingkat perilaku merokok pada
remaja berada pada tingkatan sedang,
(2) tingkat stres remaja berada
pada tingkatan sedang,
(3) status sosial ekonomi orang tua remaja adalah
bawah,
(4) terdapat hubungan positif dan signifikan antara tingkat
stres dan tingkat perilaku merokok remaja,
(5) terdapat hubungan negatif
dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dan tingkat
perilaku merokok remaja, dan
(6) terdapat hubungan yang signifikan
antara tingkat stres dan status sosial ekonomi orang tua dengan tingkat
perilaku merokok remaja.
0 komentar: on "Hubungan antara Tingkat Stres dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Perilaku Merokok pada Remaja"
Posting Komentar